Kita mungkin selalu berpikir tentang alam ini. Tentang bagaimana langit dibentuk, bagaimana bumi dibentuk, bagaimana manusia bisa menyebar ke seluruh penjuru bumi. Tentang bagaimana bumi berputar mengelilingi matahari dan bagaimana bintang-bintang beredar sesuai dengan garis edarnya tanpa pernah meleset sedikit pun. Bagaimana sistem yang sedemikian rumit ini ternyata tidak ada cacat sama sekali? Dan juga, betapa manusia merupakan makhluk kecil yang tidak bisa hidup tanpa menggantungkan diri kepada makhluk lainnya.
Allah menciptakan sebuah makhluk yang tidak bisa diatur. Makhluk itu berjalan sendiri tanpa pernah ada yang memintanya. Makhluk itu tak pernah mau mundur dan terus maju, meskipun seluruh makhluk penjuru bumi menginginkannya untuk mundur. Namun, tidak makhluk tersebut tidak punya telinga dan hanya akan mendengar peciptanya saja. Makhluk itu bernama waktu.
Allah berfirman:
وَالْعَصْرِۙ
اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ
اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ࣖ
artinya: “Demi Masa. Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal salih, dan saling nasehat-menasehati dalam kebenaran, dan saling nasehat-menasehati dalam kesabaran” [Q.S. Al ‘Ashr]
Di dalam ayat yang mulia ini Allah benar-benar bersumpah dengan waktu. Manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kenapa bisa begitu?
Dijelaskan bahwa manusia itu tidak bisa lepas dari waktu. Kita adalah makhluk tiga dimensi yang terkurung oleh waktu. Kemarin mungkin kita merasa diri kita masih bisa bermain, makan masih disuapin oleh orang tua, masih banyak menikmati hidup sebagai anak kecil, tetapi bertahun-tahun berlalu tanpa terasa sehingga sekarang tiba-tiba sudah dewasa. Tiba-tiba sekarang sudah menikah dan punya anak, sebagian bahkan sudah punya cucu dan ditinggal oleh orang yang disayangi.
Begitu terlenanya oleh waktu sampai terkadang manusia tidak sadar dengan keadaan dirinya. Ketika Allah memberi mereka kesempatan dengan kesehatan dan kelapangan, kebanyakan manusia lalai sehingga, ketika mereka kemudian dalam keadaaan sakit dan kesempitan, mereka merasa menyesal. Sebab, sudah tidak ada waktu lagi bagi mereka untuk berbuat kebajikan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda, yang artinya:
“Tidak akan terjadi hari kiamat hingga zaman berdekatan (waktu terasa singkat), Setahun bagaikan sebulan, Sebulan bagaikan sepekan, Sepekan bagaikan sehari, Sehari bagaikan sejam dan Sejam bagaikan terbakarnya pelepah pohon kurma.” [HR. Ahmad, shahih oleh al-Albani dalam al-Jaami’ ash Shaghiir, 7299]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam mengabarkan semakin dekat seseorang ke hari kiamat, maka waktu terasa semakin cepat. Kenapa demikian? Padahal waktu 24 jam tidak berubah sejak zaman dahulu. Ini tidak lain, karena manusia disibukkan dengan berbagai hal sehingga seolah-olah waktu terasa cepat. Kejadian ini tidak bisa kita pungkiri. Kita ingat bagaimana sewaktu kecil waktu bermain rasanya lama sekali, tetapi sekarang waktu untuk bermain terlalu singkat. Bercengkrama dengan teman pun rasanya terlalu singkat.
Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah menjelaskan maksud dari hadits tersebut:
“Sungguh kita telah mendapati cepatnya hari-hari yang telah berlalu dan ini tidak kita jumpai pada masa sebelum zaman kita sekarang ini. Walaupun di masa itu tidak ada kehidupan yang terasa lezat. Dan yang benar bahwa maksud dari semua hal itu adalah dicabutnya barokah dari segala sesuatu hingga perihal masa sekalipun. Dan itu merupakan tanda dekatnya hari kiamat.” [Fathul Bari 13/19]
Kita hendaknya selalu memohon kepada Allah agar diberi usia yang barokah. Sebab, jangan sampai waktu kita yang hanya singkat di dunia ini hanya akan sia-sia belaka.
Anda bisa melakukan beramal, bersedekah melalui Sedekah Listrik. Sedekah Listrik untuk memudahkan Anda dalam beramal dan berinfaq. Aplikasi Sedekah Listrik tersedia di Android. Sedekah Listrik, Semudah itu Menerangi.