Salat Taubat adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan, bahkan seorang muslim harus melakukannya apabila baru saja melakukan dosa. Baik dosa kecil maupun dosa besar. Terlebih lagi kita sebagai manusia tidaklah pernah luput dari dosa, kecuali para nabi. Manusia seringkali terjerumus kepada kesalahan, baik disengaja maupun tidak. Maka dari itu sudah sepantasnya manusia harus bertaubat. Bahkan, Allah lebih menyukai hamba-hamba-Nya yang bertaubat.
Dalil salat Taubat
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).” (QS. At Tahrim: 8)
Dari Abu Bakr Ash Shiddiq, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« مَا مِنْ عَبْدٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا فَيُحْسِنُ الطُّهُورَ ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلاَّ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ ». ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ الآيَةَ (وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ) إِلَى آخِرِ الآيَةِ
“Tidaklah seorang hamba melakukan dosa kemudian ia bersuci dengan baik, kemudian berdiri untuk melakukan shalat dua raka’at kemudian meminta ampun kepada Allah, kecuali Allah akan mengampuninya.” Kemudian beliau membaca ayat ini: “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.[QS Ali Imron: 135]” (HR. Tirmidzi no. 406, Abu Daud no. 1521, Ibnu Majah no. 1395. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
وَكَذَلِكَ صَلَاةُ التَّوْبَةِ فَإِذَا أَذْنَبَ فَالتَّوْبَةُ وَاجِبَةٌ عَلَى الْفَوْرِ وَهُوَ مَنْدُوبٌ إلَى أَنْ يُصَلِّيَ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ يَتُوبَ كَمَا فِي حَدِيثِ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ
“Demikian pula shalat taubat (termasuk shalat yang memiliki sebab dan harus segera dilakukan, sehingga boleh dilakukan meskipun waktu terlarang untuk shalat). Jika seseorang berbuat dosa, maka taubatnya itu wajib, yaitu wajib segera dilakukan. Dan disunnahkan baginya untuk melaksanakan shalat taubat sebanyak dua raka’at. Lalu ia bertaubat sebagaimana keterangan dalam hadits Abu Bakr Ash Shiddiq.” [Majmu’ Al Fatawa, Ibnu Taimiyah, 23/215]
Seseorang haruslah bertaubat dengan tulus, sebab dengan demikian Allah akan segera mengampuni hamba tersebut, sebagaimana sebuah hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman,
قَالَ اللَّهُ يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِى وَرَجَوْتَنِى غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلاَ أُبَالِى يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِى غَفَرْتُ لَكَ وَلاَ أُبَالِى يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِى بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِى لاَ تُشْرِكُ بِى شَيْئًا لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
”Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau menyeru dan mengharap pada-Ku, maka pasti Aku ampuni dosa-dosamu tanpa Aku pedulikan. Wahai anak Adam, seandainya dosamu membumbung tinggi hingga ke langit, tentu akan Aku ampuni, tanpa Aku pedulikan. Wahai anak Adam, seandainya seandainya engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi dalam keadaan tidak berbuat syirik sedikit pun pada-Ku, tentu Aku akan mendatangi-Mu dengan ampunan sepenuh bumi pula.” (HR. Tirmidzi no. 3540)
Tata cara Salat Taubat
Tidak ada tatacara khusus tentang salat sunnah taubat. Cukup kerjakan dua salat sunnah, kemudian berdoa memohon ampun kepada Allah. Yang perlu diperhatikan adalah syarat taubat itu sendiri. Syarat taubat itu antara lain:
1. Taubat tersebut dilakukan dengan ikhlas semata-semata kepada Allah dan mengharap pengampunan-Nya atas dosa yang telah dia lakukan.
2. Taubat harus dengan penyesalan atas dosa-dosa yang telah dilakukan dan menyesali atas perbuatan dosanya tersebut.
3. Tidak boleh masih berkubang di atas dosa tersebut. Sebagai contoh, seorang pencuri yang bertaubat dari perbuatan mencuri, tetapi masih memegang dan makan hasil pencuriannya.
4. Harus dengan bersungguh-sungguh tidak mengulangi perbuatan dosanya tersebut. Sebagaimana seseorang yang tidak akan masuk lagi ke dalam lubang yang sama.
5. Bertaubat sebelum taubat itu dilarang, misalnya saja saat nyawa sudah di ujung tenggorokan atau saat matahari terbit dari barat. Maka taubatnya tidak akan diterima.
Demikian rangkuman salat taubat. Semoga bermanfaat.