Salat Dhuha adalah salah satu salat sunnah yang dilakukan di waktu matahari terbit hingga menjelang dzuhur. Salat ini boleh dikerjakan 2 raka’at, 4 raka’at, 6 raka’at ataupun 8 raka’at. Intinya tidak ada batasan dalam bilangan raka’at, yang pasti bilangan genap dan dilakukan dua raka’at setiap salatnya.
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله عَنْهَا قَالَتْ: “كَانَ رَسُولُ الله صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّم يُصَلِّي الضُّحَى أَرْبَعاً، وَيَزِيدُ مَا شَاءَ الله”. رَوَاهُ مُسْلِمٌ [صحيح. رواه مسلم (719) (79).].
Dari ‘Aisyah radliyallaahu ‘anhu ia berkata : “Biasanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam shalat Dluha 4 raka’at, dan beliau menambahnya sebanyak yang Allah kehendaki” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 719 – 79].
Keutamaan Salat Dhuha
عن القاسم الشيباني؛ أن زيد بن أرقم رأى قوما يصلون من الضحى. فقال: أما لقد علموا أن الصلاة في غير هذه الساعة أفضل. إن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال “صلاة الأوابين حين ترمض الفصال”.
Dari Al-Qaasim Asy-Syaibaaniy : Bahwasannya Zaid bin Arqam melihat suatu kaum yang sedang melaksanakan shalat di waktu dluha, maka ia berkata : “Tidakkah mereka mengetahui bahwasannya shalat di selain waktu ini lebih utama ?. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah bersabda : “Shalat Awwabiin dilakukan saat anak onta kepanasan” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 748].
Dari Aisyah radhiyallahu’anha, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Di dalam setiap pagi, ada pada tubuh manusia segala sendi yang harus dia isi dengan sedekah. Setiap kali setiap rakaat itu adalah sedekah, setiap kali bacaan itu adalah sedekah, setiap kali tasbih itu adalah sedekah, setiap kali tahmid itu adalah sedekah, setiap kali takbir itu adalah sedekah, setiap kali doa itu adalah sedekah, bahkan setiap kali menjima itu adalah sedekah. Semua ini apabila dilakukan dalam perasaan ikhlas. Satu-kalinya penuhi perutnya yang lemah, satu-kalinya penuhi perut anak yatim.” (HR. Muslim)
Waktu Salat Dhuha
Salat Dhuha dilakukan setelah terbitnya matahari, saat matahari sudah naik sedikit dari ufuknya. Waktu pelaksanaannya dimulai setelah matahari naik sepenuhnya dan berakhir sebelum matahari mencapai puncaknya, yaitu sekitar 10 hingga 15 menit sebelum waktu salat Dzuhur. Ini adalah waktu yang dianjurkan untuk melakukan Salat Dhuha, namun jika seseorang melewatinya, ia masih bisa melaksanakan salat ini hingga sebelum matahari tenggelam.
Ada yang berpendapat bahwasannya waktu Dhuha itu beberapa saat setelah waktu Isyraq. Isyraq yaitu terbitnya matahari, sehingga waktu Dhuha itu hingga matahari naik sepenggalah, dimana bayangan panjangnya sama dengan tombak.
Tata Cara Melaksanakan Salat Dhuha
Tata cara melaksanakan salat Dhuha sama seperti salat sunnah pada umumnya. Dimulai takbiratul ikram, membaca alfatihah dan ayat Al Qur’an. Dan dilaksanakan 2 raka’at, 2 raka’at. Meskipun nanti totalnya tidak terbatas, sesuai dengan keinginan. Setelah salat selesai membaca do’a.
اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Allaahumma innadh dhuhaa-a dhuhaa-uka walbahaa-a bahaa-uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quw watuka wal qudrata qudratuka wal ‘ishmatta ‘ishmatuk. Allaahumma in kaana rizqii fissamaa-i fa anzilhu wa in kaanafil ardhi fa-akhrijhu wa in kaana mu’assaran fayas sirhu wa in kaana haraaman fathahhirhu wa in kaana ba’iidan faqarribhu bihaqqi dhuhaa-ika wa bahaa-ika wa jamaalika wa quuwatika wa qudratika aatinii maa aataita ‘ibaadakash shalihiin.
Artinya:
“Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, dan kekuasaan adalah kekuasaan-Mu serta penjagaan adalah penjagaan-Mu. Ya Allah, jika rizqiku masih di atas langit, turunkanlah dan jika ada di dalam bumi, keluarkanlah. Jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.”
Apa Hubungannya Salat Dhuha dengan Rezeki?
Sebagaimana yang sudah kita ketahui tentang keutamaan salat Dhuha sebagai salatnya orang-orang yang bertaubat, maka Allah akan menambahkan rezekinya. Sebagaimana hadits
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Barangsiapa yang melazimkan (membiasakan) membaca istighfar, Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dari setiap kesusahan, dan solusi dari setiap kesempitan, dan memberikan kepadanya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka (HR Abu Dawud, An-Nasa’i, Ibnu Majah, & Al-Hakim)
Dari Uqbah bin Amir Al-Juhani radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ يَا ابْنَ آدَمَ اكْفِنِى أَوَّلَ النَّهَارِ بِأَرْبَعِ رَكَعَاتٍ أَكْفِكَ بِهِنَّ آخِرَ يَوْمِكَ
“Sesungguhnya Allah berfirman: “Wahai anak adam, laksanakan untukKu 4 rakaat di awal siang, Aku akan cukupi dirimu dengan shalat itu di akhir harimu.” (HR. Ahmad, 4: 153. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth berkata bahwa sanad hadits ini shahih. Perawinya tsiqah termasuk dalam jajaran perawi kitab shahih kecuali Nu’aim bin Himar termasuk dalam perawi Abu Daud dan An-Nasa’i).
Kesimpulan yang bisa diambil
Salat Dhuha adalah salat yang dianjurkan dan termasuk keutamaan. Salat ini juga disebut sebagai salatnya orang yang bertaubat. Sehingga dari keutamaan ini hendaknya kaum muslimin perhatian kepada ibadah tersebut. Salat Dhuha juga bermanfaat dan memiliki keutamaan untuk menambahkan rezeki. Setiap hari manusia memiliki pertanggungan untuk bersedekah atas 300 ruas sendi di tubuh mereka dan dua raka’at di salat Dhuha sudah mencukupkan akan hal tersebut.