Sudah diketahui oleh umat Islam bahwasannya hijab adalah salah satu bentuk wujud syi’ar Islam. Allah sendiri menurunkan ayat hijab secara khusus untuk muslimah. Mengajarkan batasan aurat yang nampak dan tidak. Namun, saat ini tampaknya hijab sudah bukan lagi sebagai suatu tuntunan, tapi bergeser kepada fashion yang terkadang jauh dari tuntunan syari’at.
Allah telah menurunkan ayat ayat hijab, antara lain:
يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا
“Wahai istri-istri Nabi, kamu tidak seperti perempuan-perempuan yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk (melemahlembutkan suara) dalam berbicara sehingga membangkitkan nafsu orang yang di dalam hatinya ada penyakit, dan ucapkanlah perkataan yang baik.” [Q.S Al Ahzab: 32]
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu, dan janganlah kamu berhias dan (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliah dahulu, dan tegakkanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlulbait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” [Q.S Al Ahzab: 33]
لَا جُنَاحَ عَلَيْهِنَّ فِي آبَائِهِنَّ وَلَا أَبْنَائِهِنَّ وَلَا إِخْوَانِهِنَّ وَلَا أَبْنَاءِ إِخْوَانِهِنَّ وَلَا أَبْنَاءِ أَخَوَاتِهِنَّ وَلَا نِسَائِهِنَّ وَلَا مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ وَاتَّقِينَ اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدًا
“Tidak ada dosa atas istri-istri Nabi (untuk berjumpa tanpa tabir) dengan bapak-bapak mereka, anak laki-laki mereka, saudara laki-laki mereka, anak laki-laki dari saudara laki-laki mereka, anak laki-laki dari saudara perempuan mereka, perempuan-perempuan mereka (yang beriman) dan hamba sahaya yang mereka miliki. Dan bertakwalah kamu (istri-istri Nabi) kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu” [Q.S Al Ahzab: 55]
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Q.S Al Ahzab: 59]
Pada tanggal 4 September diperingati sebagai hari hijab sedunia. Awalnya peringatan ini dikhususkan oleh masyarakat Eropa yang mendapatkan diskriminasi ketika kaum muslimah di sana melaksanakan kewajiban tersebut. Lalu, bagaimana tanggapan kita dalam melihat makna dari hari hijab internasional ini?
Pertama, perlu diingat bahwasannya tujuan Allah menurunkan syari’at hijab adalah agar umat bertaqwa kepada Allah. Bukan untuk fashion, bukan juga untuk gaya-gayaan semata yang melenceng dari tujuan hijab itu diturunan.
Kedua, adanya hari hijab sedunia tidaklah cocok dengan kaum muslimin. Kenapa? Sebab, hal ini merupakan hal yang sia-sia semata tanpa didukung atau diikuti oleh pelaksanaan dari syari’at itu sendiri. Kalau hari hijab sedunia disamakan seperti hari batik nasional, dimana orang-orang hanya memakai batik pada hari itu saja, setelah itu selesai tidak dipakai lagi. Alhasil, hari hijab sedunia hanya sekedar euforia singkat setahun sekali yang bahkan esensinya tidak nampak.
Ketiga, Hari Hijab Sedunia bukanlah bagian dari Islam. Bahkan, tujuannya sendiri berbeda dari tujuan Islam tentang syari’at Islam. Hari Hijab Sedunia diperingati untuk menjunjung tinggi hak asasi. Apakah hak asasi manusia ketika memakai hijab akan dilindungi setelah itu? Tidak. Persekusi terhadap kaum muslimah masih tetap ada. Masih ada kaum muslimah yang direndahkan, dihina dan dilecehkan, hanya karena sebab hijab mereka.
Keempat, Lebih baik bagi kepada kaum muslimin dan muslimah khususnya, untuk komitmen dengan apa yang diturunkan Allah kepada mereka. Sehingga, ada ataupun tidak hari jilbab sedunia tidak akan mempengaruhi dengan apa yang sudah diturunkan oleh Allah kepada mereka dan juga apa yang menjadi keimanan bagi mereka.
Kelima, hijab atau jilbab bukan sekedar pakaian, tetapi merupakan syi’ar dan simbol Islam. Oleh karena itu, setiap kaum muslimin harus menghormatinya dan tidak menggunakannya sebagai mainan yang bisa dipasang dan dicopot seenak hatinya.
Dengan demikian, seharusnya sebagai seorang muslim, kita harus mengamalkan apapun yang diturunkan oleh Allah dengan sebaik-baiknya, tanpa harus mengikuti orang banyak. Euforia yang tidak bermanfaat dan berdasar, malah akan menjauhkan kita dari agama Islam.
Wallahua’lam bishowab.