(Foto oleh Ali Arif Soydaş via Unsplash)
Berpuasa pada bulan Ramadan adalah wajib hukumnya bagi setiap orang yang beriman, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 183:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (Q.S. Al- Baqarah: 183).
Selain diwajibkan, puasa juga memberikan keutamaan dan hikmah bagi orang-orang yang menjalankannya, di antaranya adalah sebagai berikut:
Puasa itu melatih diri untuk mengendalikan hawa nafsu
Puasa merupakan sarana untuk membentengi, mengelola, mengendalikan hawa nafsu atau syahwat. Puasa adalah sarana melatih kesabaran.
وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَىٰ ﴿٤٠﴾ فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَىٰ
“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya)” (Q.S. An Nazi’at: 40-41).
Berpuasa Ramadan menghilangkan dosa-dosa yang lalu
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang puasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (H.R. Bukhari dan Muslim)
An-Nawawi mengatakan bahwa pendapat yang populer di kalangan para ulama ahli fiqih menyatakan bahwa dosa-dosa yang diampuni karena puasa Ramadan tersebut adalah dosa-dosa kecil bukan dosa-dosa besar. Hal ini juga dipertegas oleh hadits pada poin berikut.
Diampuni dosa di antara Ramadan ke Ramadan
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ
“Shalat lima waktu. Ibadah Jum’at yang satu dengan ibadah jum’at berikutnya. Puasa Ramadhan yang satu dengan puasa Ramadhan berikutnya. Itu semua merupakan penghapus dosa antara keduanya, selama dosa-dosa besar dijauhi.” (H.R. Muslim)
Pintu surga khusus untuk orang yang berpuasa
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
“Sesungguhnya di dalam Surga terdapat sebuah pintu yang disebut Ar-Royyan. Orang-orang yang rajin berpuasa akan masuk Surga melewatinya pada hari kiamat nanti. Tidak ada orang yang memasukinya selain mereka. Diserukan kepada mereka, ‘Manakah orang-orang yang rajin berpuasa?’ Maka mereka pun bangkit. Tidak ada yang masuk melewati pintu itu selain golongan mereka. Dan kalau mereka semua sudah masuk maka pintu itu dikunci sehingga tidak ada lagi seorangpun yang bisa melaluinya…” (H.R. Bukhari)
Bukan berarti orang yang tidak sholat namun berpuasa masuk ke dalam kategori ini. Akan tetapi adalah kaum muslimin yang rajin berpuasa, dan tetap mengerjakan kewajiban muslim lainnya.
Puasa adalah waktu mengistirahatkan organ tubuh
Organ tubuh, terutama organ pencernaan yang bisanya bekerja terus-menerus berjam-jam, kini dapat istirahat sejenak saat orang berpuasa.
Berbagai metabolisme tubuh yang terjadi pada saat kita berpuasa akan turut memicu proses pembuangan racun dari dalam tubuh (detoksifikasi). Hal ini berkaitan dengan peran enzim di dalam hati (liver). Pembatasan asupan kalori saat berpuasa akan mendorong fungsi ini.
Puasa merupakan sarana untuk mensyukuri nikmat
Puasa merupakan sarana untuk mensyukuri nikmat yang selama ini tidak disadari. Semoga puasa dapat memupuk kasih sayang dan rasa lemah lembut terhadap orang-orang miskin.
Semoga puasa Ramadan ini dapat kita lakukan dengan sebaik-baiknya, agar dapat mencapai derajat taqwa.